@Kedai Kopi Simaung, Bandung. |
Dia
memarkirkan motornya di depan sebuah kedai kopi bergaya klasik vintage. “Ayo
turun” titahnya padaku, sedang pikiranku sedang melanglang buana entah kemana.
Tak lama setelah dia menyuruhku masuk, ponselku bergetar: dua notifikasi masuk
berbarengan. Aku menghentikan langkahku sejenak demi membaca notifikasi email masuk
itu,—yang pada akhirnya hanya memberiku serangan combo kegetiran. Haah
pahit sekali.
“Cepat
masuk!” titahnya sekali lagi ketika aku membatu di pintu depan.
0 komentar:
Posting Komentar