Menghadapi Hawa Nafsu

           
    Apa itu Nafsu? Jika ditanya seperti itu tentu saja banyak presepsi yang berbeda, nafsu itu mudah marah, nafsu itu dimana kita melihat seorang akhwat yang cantik atau ikhwan yang cakep, kita langsung melongo , terpana dan terlena...Ya bukan gitu juga sih, yang disebutkan diatas itu mungkin hanya contoh prilaku yang diiringi hawa nafsu itu sendiri, Jadi Apa donk nafsu itu?

                Hawa nafsu itu dapat dikatakan sebagai dorongan internal, karna tidak semua nafsu itu buruk, “Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan kecuali  nafsu yang diberi rahmat oleh tuhanku, (Q.S Yusuf : 53), Hawa nafsu sebagai dorongan internal itu dapat terbagi menjadi 2 yaitu dorongan internal positif (yang dirahmati Allah) dan dorongan internal negatif ( yang diiringi syaithan),
Sedangkan menurut Cak Nur, Hawa itu adalah kecenderungan  dan nafsu itu adalah diri (nafs, the self) Jadi Hawa Nafsu itu adalah kecenderungan/keinginan diri.Setelah mengetahui, arti dari Nafsu, lalu, Nafsu yang bagaimana yang harus dikontrol? Lalu bagaimana mengontrolnya? Pertanyaan tersebut mungkin saja pernah terbesit dalam benak kita.
                Nafsu yang harus kita kendalikan adalah nafsu yang bermuatan negatif  yaitu nafsu yang diiringi syaithan, Menurut penjelasan Prof.Dr. Achmad Mubarok, MA., ciri – ciri nafsu yang diiringi syaithan  ialah :
1. Menimbulkan hasad (dengki, iri)
2. Cenderung berbuat dosa (berfikir atau bertindak negatif)
3. Menimbulkan sikap zhalim, culas, sombong, kikir
Pada umumnya sulit sekali untuk mengontrol/mengendalikan hawa nafsu yang diiringi syaithan, karena syaithan selalu melakukan berbagai cara untuk mempengaruhi umat manusia, seperti dengan cara halus, yang membuat kita sulit membedakan mana yang benar dan mana yang salah, Sehingga mempengaruhi nafsu badaniyah (fisik) misalnya nafsu syahwat , dan nafsu ruhaniyah misalnya ambisi yang berlebihan, keinginan diri, egoisme dan lain lain.
                Untuk mengendalikan nafsu yang bersifat badaniyah, disini terdapat beberapa cara yang dapat kita lakukan diantaranya.
Pertama, memperbanyakpuasa, baik puasa wajib ataupun puasa sunnah,Terikat dengan nafsu badaniyah, Nabi pernah menjelaskan, apabila kita sudah mampu menikah, maka dianjurkan menikah, tetapi apabila belum mampu, Nabi menganjurkan agar kita memperbanyak puasa. Karena puasa dapat mengekang hawa nafsu badaniyah,
Kedua, Hindari situasi, suasana atau lingkungan yang membuat tergoda untuk melakukan hal – hal negatif.
                Untuk mengendalikan nafsu yang sifatnya ruhiyah, dalam arti keinginan diri yang berlebihan dan cenderung negatif, atau berdampak negatif pada diri sendiri dan orang lain, ini bisa diperbaiki dengan cara.
Pertama, Intropeksi diri dari apa yang sudah kita lakukan, atau hasil yang telah kita capai. Kaitannya dengan nafsu adalah, ketika kita sudah mengintropeksi diri, kita akan tahu apa saja yang telah kita lakukan itu telah tercampur hawa nafsu atau tidak.tujuannya agar kita dapat melakukan sesuatu yang lebih baik atau lebih positif untuk diri kita juga orang lain.Menurut Nabi, tanda orang yang berakal itu adalah intropeksi diri (daana nafsahu), sebaliknya, orang yang tidak berakal adalah orang yang kalah oleh hawa nafsu.
Kedua, Berfikirlah tentang manfaat yang nyata dari semua hal yang telah kita lakukan dan kita pikirkan.
Ketika kita tidak pernak memikirkan manfaat tentang tindakan kita, biasanya kita cenderung mengikuti hawa nafsu kita yaitu dengan mempertahankan kebenaran –sendiri (egois), dan tidak tahu tinadakan ini bermanfaat atau justru merugikan orang lain. Menurut hadits Nabi, “sebaik baiknya manusia adalah yang banyak memberikan manfaat bagi orang lain”
Ketiga, jauhi linngkungan orang – orang yang negatif dan dekati lingkungn orang – orang yang positif. Karena lingkungan yang negatif akan mengembangkan hawa nafsu yang negatif, sedangkan lingkungan positif  justru memberikan nafsu yang positif (yang di iringi ridho Allah swt)karena dapat saling mengingatkan pada hal positif.
  “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar benar berada dalam kerugian, kecuali orang – orang yanga beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehatisupaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (Q.S Al Ashr :1-3)
Keempat, penuhi hidup kita dengan agenda – agenda positif entah itu yang terkait dengan ilmu agama, pengembangan diri, ataupun kegiatan social, meskipun dari hal yang kecil, seperti membereskan kamar sendiri, membaca atau belajar tanpa disuruh, atau keinginan mengeembangkan diri secara mandiri.
Yang terakhir yaitu dekat dengan Allah. Dekat dengan Allah ini memiliki dua pengertian, yang keduanya harus kita amalkan, yaitu 1) mendekatkan diri dengan Allah jalan syari’ah misalnya shal dengan khusyu, berdzikir, 2) mendekatkan diri pada hal yang baik bagi diri kita agar syetan tidak menggoda kita, karena kita telah terbiasa dekat dengan hal yang baik dan selalu mengingat Allah.
                Suatu hadits menceritakan bahwa suatu hari syetan mendatangi Nabi Isa dan menggodanya.Nabi Isa bertanya “Wahai Iblis, apakah engkau tidak mengenaliku sehingga engkau menggodaku?” Iblis menjawab “ ya, sesungguhnya aku tahu bahwa engkau seorang rasul yang makhsum (terjaga) yang tak mempan godaan setan, tapi yah.... siapa tahu?”
Nabi Isa kemudian bertanya “wahai iblis, dimatamu manusia itu apa?” Iblis menjawab “bagiku manusia ada 3 kelas, Pertama; orang yang selalu membuat susah, karena setiap kali digoda, sudah hampir berhasil, tiba – tiba ingat kepada Allah, jadi buyarlah usahaku.Kedua; Orang yang bagi saya seperti bola di tangan anak – anak, mudah dipermainkan. Ketiga; orang yang mkhsum seperti anda”
                Memang, akan sulit untuk mengendalikan hawa nafsu,karena nafsu merupakan peperangan yang paling bersar dan membutuhkan jihad akbar pula, Ini didasarkan pada sebuat riwayat saat Nabi Bersabda : “kita sekarang kembali dari jihad ashgar (kembali dari perang Badar/Uhud) menuju jihad akbar, yaitu memerangi hawa nafsu” . Karena itu, kita harus tetap istiqomah dalam memerangi hawa nafsu, selamat berusaha! semoga kita dapat memerangi hawa nafsu.Amin




Mukjijat Puasa Ramadhan
DIVISI DAKWAH EKK MAN Cianjur
Di publikasikan pada MAJALAH ISMA