Mata Kucingnya

          
Satu dari sekian ribu titik di dunia ini pasti ada yang mencolok. Titik itu dia. Dan.. Hei! Kenapa dia harus terlihat mencolok di pandanganku? Sementara tingkahnya hanya diam saja, tak lebih dari membatu. Satu jam pelajaran ini sepertinya aku sudah tiga belas kali (hanya) meliriknya, bergumam kecil dalam hati agar ia mengacungkan tangannya. Tapi Nihil, sia-sia! Murid-murid lainnya lebih sering mengacungkan tangan, menjawab pertanyaanku, berargumen, sesekali adu argumen dan berceloteh. Sementara dia? Bibirnya diam saja. Tapi aku sangat yakin pikirannya berbicara banyak, mungkin lebih banyak dari lilitan gelombang transversal yang tak terlihat di ruangan ini. Aku tahu. Karena matanya tak pernah diam.
“Saya!”  Neal mengacungkan tangan, dia memang paling aktif di kelas ini. Bahkan populer di kalangan para gadis di kampus ini.
Silence is Gold (diam itu emas)” jawabnya di iringi yey-ria dari murid yang lain. Sementara matanya mengerjap berbinar seiring dengan bibirnya yang tersenyum (sangat) tipis.
yes. That’s right, Is there anyone wanna give another proverbs? (ya, betul. Ada lagi  yang mau memberikan contoh pribahasa lain?)” tanyaku lagi. Serentak beberapa murid lainnya mengacungkan tangan, kecuali dia tentunya. Selalu begitu. Dan pelajaran kembali mengalir seperti biasanya.
Well. I hope next meeting all of you can speak up..Ok?” kataku menekankan kalimat terakhir sebelum menutup kelasku. Matanya berputar keatas dan menjadi sayu, di menghela nafas. Mungkin dia sedikit sadar bahwa ‘you’ yang ku maksud lebih mengarah kepadanya.
***
12 November 2003
Kalau kau mau tahu, matanya benar-benar seperti mata kucing yang pupilnya akan menajam jika merasa terancam, membulat ketika manja, atau bahkan ‘bersinar’ dalam gelap . Sejauh ini, mata kucing itulah yang membuatnya terlihat mencolok. Sisanya aku tak tahu, mendengar sepatah kata darinya pun amat jarang.
Dan hari ini aku melihat matanya begitu awas, bola mata coklatnya melirik kesana-kemari, sesekali mata itu menatap  jarum jam tangannya lalu alisnya mengerut dan mata itu ikut mengerut kesal.  Aku tahu, dia sedang menunggu seseorang. Niatnya, aku tetap akan terduduk di kursi dan memerhatikannya melalui  proyektor  jendela ini, seperti biasanya. Tapi kali ini semuanya akan berbeda. Aku keluar ruangan ku menghirup sedikit udara yang lebih segar dibandingkan AC, menghampirinya dan menatap langsung mata yang mecolok itu.
Dia balik menatapku, tanpa ragu, angkuh sekali... sedetik kemudian matanya menyipit dan menjadi lengkungan sempurna seiringan dengan lengkungan bibirnya. Dia tersenyum sempurna.
“Ada apa pak?”  sapanya dengan santun. Aku tak tau kalau suaranya pun ternyata mencolok? Ah! Mungkin lain kali kalian akan ku beri tahu.
“Tidak ada apa-apa. Sedang menunggu siapa?” Aku melihat mata kucingnya menerawang jalanan taman kampus ini, mungkin masih berharap menemukan sosok yang ditunggunya.
“Teman” kali ini mata kucingnya berbinar, sama seperti matanya ketika sedang memerhatikan pelajaranku.
Mungkin itulah yang membuatku menganggapnya sebagai seorang yang mencolok, binar matanya ketika memerhatikan pelajaranku sangat terlihat jelas. Seolah tak ingin terlewat satu kata pun dari pelajaranku, seolah dia akan berbicara banyak. Namun selalu nihil. Tak satu kata pun keluar dari mulutnya. Tapi matanya selalu mengerjap, menajam, membulat, mewakili mulutnya yang terkunci rapat.
“hm...kau dari kelas 3.2 kan?” aku (pura-pura) baru saja mengingatnya
“ya pak..” kali ini dia mengangguk, matanya membulat dan masih berbinar
“ya..ya.. jarang sekali terlihat aktif dikelas ya?  Jadinya lupa-lupa ingat...” Gurauku sedikit dusta, mungkin seharusnya aku bilang ‘ingat-ingat lupa’  karena lebih banyak ingatnya dari pada lupanya. Dia menoleh menatapku langsung, tersenyum tipis lagi seperti biasanya, lalu bola mata coklatnya agak meredup. Kenapa?
“aih! Dyla, maaf telat... eh?? Pak Adrian..? Siang pak..hehe”  gadis itu membungkuk  hormat padaku.
“oh... jadi ini yang ditunggu-tunggu...” kataku akrab. Lina, gadis yang hormat padaku tadi menanggapiku dengan candaannya (dan lagi) seperti biasanya.
“lain kali jangan pakai jam karet ya! Kasihan temanmu menunggu...bisa karatan...tuh hehe ya sudah ya..” kataku bercanda sambil lalu. Terakhir kali, kulihat mata kucing itu menatap kosong kearahku.
***
13 Maret 2004
Sampai saat ini,  putaran kegiatan di kampus masih saja seperti biasanya. Aku masih mengajar sebagai asisten dosen (sambil berharap bisa naik jabatan), murid-muridku masih mengeluh jika di beri tugas makalah, dan sebagian murid lain masih liar kesana-kemari menjadi aktifis di berbagai macam tempat. Satu-satunya yang menurutku tidak selalu ‘seperti biasanya’ ya mata kucingnya itu. Mata yang selalu melihat ke arah langit jika hujan turun, mata yang akan menggerling senang ketika sedang berbincang dengan teman-temannya, dan mata yang selalu menatap angkuh kepada siapapun yang menyinggungnya. Mata yang ramah dan bisa berubah menakutkan.
Dan pagi ini aku menyesal karena selalu memaksanya berbicara di pelajaranku. Kali ini dia mulai berdiri dan menunjukan dirinya, berbicara panjang lebar untuk pertama kalinya, bahkan ia ikut beradu argumen di kelasnya. Dan lihatlah... mata kucing itu lebih mencolok dari biasanya, matanya seolah tersenyum puas karena bisa mentransfer kata-kata ke mulutnya.  Aku menyesal. Dengan begini semua orang tahu tentang pesona matanya. Matanya telah menghipnotis mata-mata lainnya untuk saling berinteraksi.Tidak lagi hanya aku yang tahu tentang mata kucingnya yang tersembunyi di antara puluhan orang yang ramai. Kali ini semua orang terfokus pada matanya yang ‘mencolok tapi memesona’ itu. Aku menyesal.
Dan belakangan...aku baru tahu, mata kucingnya itu manjadi kamuflase metamorganaku saja. Menyedihkan.

Artists in ‘The Art Politica’


Most of  Indonesian do not agree with the artists' involvement into politics as it can shifts the existence of politician in Indonesia; moreover exacerbate domestic credibility with the ‘unprofessional’ positioning profession. They assume that artists only rely on their magnet popularities in politics, they already have had a lot of fans, and their own imaging in public will be able to come into the politics easily. Karel Harto Susteyo as a political analysis said that the existence of the artist in politics is a shift in government. Their presence in politics can change political issue into an entertaintmet news that will be a ‘booming’  news in public sphare, and it clearly explains that artists don’t have a good implementation in politics.

‘KEPO’ Membanting Bahasa Indonesia kah??

Well, karena  sudah terlanjur kepo...let’s talking about this!!



            “lagi ngomongin apa nih?”
            “Ih kakak kepo deh...”
            “wah dasar kepo banget sih..!”

Sepertinya dua seruan tersebut sudah lazim menjadi trending topic orang-orang saat ini. Menurut prediksi saya, jika ada Rating untuk trending Gaul’s Language, mungkin  kata ‘KEPO’  ini sudah menjadi  Five TOP Rating Gaul’s Language bersama kata ‘Cupu’ ‘Ciyus’ ‘Galau’ dan ‘Cetar Membahana’

Sebelumnya,  bahasa-bahasa gaul itu memang sudah ada dalam aturan siklus komunikasi hidupnya manusia.  Lagipula bahasa-bahasa gaul itu merupakan sebuah bumbu tersendiri supaya komunikasi kita tidak se-kaku dan se-baku  Soal-soal di Ujian Nasional Bahasa Indonesia. Bisa stress binti frustasi kita kalau bicara harus sebaku itu *oke skip bagian ini* Asal tahu saja, adanya bahasa gaul itu sebenarnya dari sejak tahun 70’an. Yah kira-kira... zaman-zamannya orang tua kita pake celana cutbray dan headband kepang. Dulu bahasa gaul itu biasa digunakan untuk komunitas tertentu aja.. tapi berhubung semakin menarik, maka seiring pergeseran zaman bahasa  gaul ini sudah jadi bahasa keseharian, terutama  di kalangan remaja tanggung dan remaja setengah matang semacam saya. -__-

Nah... Tapi yang (menurut saya) menjadi permasalahan anehnya, beberapa bahasa gaul zaman sekarang itu jusrtu semakin  jauh dari bahasa asalnya.  Kalau dulu kita kenal bahasa “Meneketehe” sebagai plesetan dari bahasa “Mana kutahu”  atau mungkin kata “Jaim” sebagai singkatan “Jaga Image”  Sama halnya seperti kata ‘Ciyus’ yang merupakan pelesetan kata ‘”Serius” (yang dibuat cadel) atau kata “Cupu” yang merupakan singkatan “Culun punya” atau juga kata “Galau” yang sudah jelas artinya tercantum di Kamus Besar Bahasa Indonesia dan soal “Cetar Membahana” tidak perlulah saya jelaskan lagi... kalian pasti sudah lebih ahli dalam cetar men-cetar ...Tpi anehnya kata ‘KEPO’ ini yang artinya paling membanting.... KEPO =  rasa ingin tahu banget. Nah loh...? kemiripan bahasanya dari mana?

Well... sebenarnya saya agak khawatir jika suatu hari nanti di era yang lebih maju dan modern ketika sudah ada zaman baru dan menggantikan zaman kita yang mulai punah. Lalu orang-orang di zaman baru itu (misalnya) menemukan sebuah buku catatan yang nantinya mereka anggap prasasti dan di buku itu tertulis “Hari ini temen gue kepo banget deh.-_-“   bagaimana nantinya mereka mengartikan KEPO...? jangan-jangan nanti sejarah zaman kita akan sulit terungkap karena mereka sulit mengartikan kata ‘KEPO’  itu. Kalian tahu kan? Sejarah zaman kerajaan tarumanegara saja bisa kita ketahui dari prasasti cina yang menyebutkan sebuah tempat bernama to-lo-mo karena kemiripan lafalnya ta-ru-ma (sepertinya ini juga bukti bahwa oranag cina *termasuk saya* tidak sanggup megucapkan huruf “R” dengan fasih horay!). *aih.. kok jadi ngaco!? Oke SKIP juga bagian imajinasi ini*

Intinya, saking kepo nya dengan asal muasal kata ‘KEPO’  ini akhirnya saya googling (karena di perpustakaan belum ada buku tentang KEPO) dan ternyata  ada banyak asumsi, presepsi dan paradigma dalam pendefinisian kata ini (wuih..bahasannya cetar sekali). Banyak sekali yang mengartikan kata kepo ini  seperti :
1.    Ada yang mengartikan bahwa KEPO ini adalah singkatan dari “KElakuan POlisi” karea kelakuan polisi yang sering banyak tanya dan ‘mau tau aja’.... (tapi insting saya sebagai detektif berkata bahwa motif ini masih kurang rasional..hoho..) Akhirnya saja lanjutkan googling dengan cita rasa ke-kepo-an yang semakin meningkat.

2.   Saya pun menemukan sebuah kitab panduan (http://kitabgaul.com/) *cupunya saya baru tahu  gaul juga ada kitabnya. -_- sepertinya tinggal tunggu acara  gaul awardnya landing* yang mendefinisikan KEPO berasal dari bahasa hokkian. Ke = Bertanya, Po (Apo) = Nenek2. Jadi artinya nenek2 yg suka bertanya2. Pingin tau banget gitu.. (berhubung nenek saya tidak terlalu banyak tanya,  jadi saya rasa definisi ini masih perlu bukti yang kuat)

3.   Masih dari kitab gaul, ada juga yang mengartikan KEPO sebagai singkatan dari Knowing Every Particular Object yang bisa diartikan sebagai : ingin tahu setiap urusan khusus/org lain. (karena saya dari jurusan bahasa inggris jadi agak setuju lah dengan definisi ini)

4.   Masih juga dari kitab gaul, KEPO adalah bahasa hokkien tionghoa medan/tionghoa sumatera yg sering digunakan untuk memarahi/mengejek orang karna kurang kerjaan(jadi mengerjakan kerjaan yg bukan kerjaannya),sibuk tak menentu.  (well.. mungkin bisa jadi ini sejarahnya -__-)

5.   Dan masih di kitab gaul juga, ada yang mendefinisikan  KEPO ini singkatan dari kek pembokat (kayak pembantu), banyak nanya...disuruh ngrjain a byk tnya dulu, gag tanggap. (definisi ini agak ‘tragis’ sepertinya)

6.    Tetap di kitab gaul, ada juga yang mendefinisikan KEPO ini singkatan kea polisi/ kayak polisi (Oke, mungkin maksudnya sama seperti definisi pertama hanya saja ‘terlalu’ gaul hingga jatohnya alay..)

7. Dan akhirnya saya temukan definisi lain  dari salah satu blog (http://detakketikcerita.blogspot.com) yang mengartikan bahwa KEPO ini berasal dari kata “keypo” dalam  Bahasa Hokkien (bahasa yang digunakan oleh komunitas Tionghoa di Medan, Pekanbaru, dan Palembang), yang kemudian sudah menjadi kata serapan di Bahasa Singlish (Singaporean English). Arti dari keypo, ini adalah "ingin tahu" , hanya saja tidak dalam konteks negatif seperti ke-kepo-an yang sering kita dengar. (dan saya rasa ini lah definisi yang paling masuk akal)

Ternyata setelah ditelaah lewat definisi, kata KEPO ini memang punya arti dan makna yang jauh sekali dengan pengucapannya, tidak seperti bahasa gaul lainnya yang hanya diambil dari kesamaan pengucapan yang dipelesetkan atau diambil dari akronim maupun singkatan. Jelas lah kata KEPO ini makna nya jauh karena berasal dari kata bahasa hokkien  yang kemudian menjadi kata serapan Singlish  dengan artian lain kata KEPO ini justru tidak berasal dari Bahasa Indonesia asli melainkan diambil dari bahasa di negara lain atau komunitas tertentu yang berada di Indonesia. Of course, hal ini bukan berarti bahasa gaul itu sudah membanting keberadaan bahasa asli indonesia, tapi ini sebenarnya bisa jadi bukti bahwa sistem komunikasi bahasa di indonesia mulai menyebar meluas. Hanya saja kita jangan terlalu sering mengonsumsinya karena kita harus tahu kapan dan waktu yang tepat untuk berbahasa gaul (dalam artian lain jangan berbahasa gaul dengan dosen yang killer) *Oke Paragraph terakhir ini Ciyus lho*

Oke segitu saja... cerita ke-kepo-an saya.. See ya!

Between 'Pacaran' and 'Komitmen'

Well.. ini salah satu artikel saya di zaman saya waktu masih muda *what!?*  dan yang pertama publish di majalah sekolah waktu itu.. membuka file-file tulisan saya ketika zaman - zaman labil tingkat tinggi (sekarng pun sebenarnya masih labil) memang sangat lucu (read : menggelikan) tapi juga ternyata punya makna sendiri. Jadi, tidak ada salahnya saya posting sebagai remembering dari karakter saya yang (bisa dibilang) sebenarnya.

So.. here we are...




Assalamu’alaikum!!!!
            Ukhti and akhi semua udah pada kenal kaaan dengan pacaran???? Of course, tau donk!!! Hari gini ga tau pacaran?? Tapi...... udah tau juga kaaann kalau pacaran itu ga ada dalam Islam????!!! Hayo!
            Ok deh.. sedikit kita ulas lagi,, Kenapa ya.... di islam gak ada istilah pacaran????
Seperti yang sudah merebak di zaman ini... Pacaran kita kenal dengan hubungan antara ikhwan dan akhwat yang beralaskan cinta...(yang jelas cinta yang masih semu..), kau miliku, cinta sejatiku de el el..  banyak deh ungkapan dalam pacaran!! Tapi kebanyakan hasilnya nihil... dan yang perlu ditegaskaaan....:
1.      Cinta yang paling Sejati itu adalah untuk yang Paaling mencintai kita, mengawasi kita tiap hari, memberi  kita kecukupan rizqi, bahkan yang menciptakan kita..Yupz..Dialah Allah swt, yang jelas selalu ada untuk kita..
2.      Apa sih tujuan pacaran? apakah ibadah atau ikut ikutan nafsu syaithan???
Pacaran itu...buat dapet Perhatian lebih... Oh ya? Kenapa bukan dari Allah? Orang tua? Sahabat? Pacaran itu... buat meningkatkan belajar ( biar rajin and semangat sekolaah gitu..)? memangnya kita sekolah untuk apa...?pamer nilai sama pacar? trus kalau putus? Ga semangat lagi belajarnya?? Yang pasti,, Pacaran bisa berdampak negatif untuk pergaulan.
3.      Pacaran itu... satu jalan menuju zina... sedangkan  Allah sudah jelas berfirman “dan janganlah kamu mendekati Zina”, lagi pula Rasulullah saw tak pernah mengajarkan pacaran apalagi berduaan..
Daaan masih banyak lagi alasannya......

Okelah kalau begitu...... kita terima.. pacaran TIDAK ADA dalam Islam...
“kita ga ada hubungan or istilah pacaran... hanya saja kita saling berkomitmen, saling menunggu untuk bersama....”Nah lho...!! Sekarang ganti judul tuh...

      Sebelum berkomitmen... apa kita sudah tau, Apa sih komitmen itu? Sebesar apa nilainya? Komitmen itu kakaknya  atau  adeknya pacaran ya?? Yuk.... Kita cari tahu!
      Komitmen adalah suatu janji atau tanggung jawab. Ada juga yang bilang bahwa komitmen itu adalah sesuatu yang membuat seseorang memikul resiko dan konsekuensi dari keputusannya tanpa mengeluh. Komitmen juga bisa diartikan suatu janji pada diri kita sendiri ataupun orang lain yang tercermin dalam tindakan kita ,, berarti kalau mengingkarinya, kita termasuk orang yang...... Munafik... hayo.... sudah tertera dalam hadits Rasulullah saw  bahwa salah satu cirri orang munafik itu, apabila berjanji.. dia ingkar!
      Jadi, komitmen itu nilainya lebih besar dalam pacaran... yang jelas dalam komitmen itu harus ada kepercayaan, kesiapan dan keseriusan dalam menerima konsekuensi....  bukan hanya sebuah ucapan yang di obral atau dimurahkan...
Sekarang, ketika seseorang yang sudah akil baligh, berkomitmen dengan lawan jenisnya “agar saling menunggu untuk bersama”... artinya dia sudah percaya, siap, dan serius menerima konsekuensinya,, tapi apakah komitmennya sudah terpelihara?? Kalau memang sudah percaya, siap dan serius menerima konsekuensi Kenapa tidak langung melamar/meminang ke orang tuanya saja ( jadi berkomitmen dengan orang tuanya...hehe)?  
Jika kita berkomitmen untuk menunggu.... berarti kesetiaan kita untuk menunggu akan diuji, dan itu bukan hal yang ringan,, karena pasti adanya komitmen itu terdorong oleh suatu perasaan antara ikhwan dan akhwat..... ketika perasaan tersebut berubah menjadi nasfu yang di iringi syaithan... bisa saja perasaan tersebut malah berubah menjadi Zina Hati.....
Zina Hati itu mengharapkan dan menginginkan sesuatu untuk memenuhi “nafsu”,,
Kita tidak akan tau pasti apakah perasaan tersebut akan di ridhai oleh Allah swt atau malah menjadi nafsu yang mengacu pada  Zina hati dan dosa...
Sebenarnya, ketika kita memiliki perasaan khusus pada seeorang (lawan jenis), dan tak ingin Pacaran karena melanggar aturan Islam,  bukan berarti kita dengan mudahnya berkomitmen dengan orang tersebut (tanpa pacaran).... tapi, berkomitmenlah dengan Allah swt,, agar Allah swt senantisa menjaga “seseorang” itu, agar suatu hari nanti kita dapat bertemu dan selalu bersama dengan orang tersebut..... tentu saja dalam keridhoan Allah swt Sesungguhnya Allah maha mengerti segala isi hati...
Berkomitmen boleh saja...asal kita benar - benar sanggup memenuhi komitmen tersebut ......

Jadi, intinya... ketika kita berkomitmen untuk perasaan kita pada seseorang,, kita dihadapkan pada pilihan... Apakah mau berkomitmen langsung pada orang tua “seseorang” tersebut dengan meminang/melamar, atau mau berkomitmen dengan Allah untuk menjaga “seseorang” tersebut?? Atau keukeuh berkomitmen dengan “seseorang” tersebut untuk saling menunggu, dengan melewati kemungkinan besar berzina (utamanya zina hati.....)....hiiiiyy... remember,!!!!!!


Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.(Q.S Al isra: 23)

Pacaran or Komitmen?? Mana yang akan jadi pilihanmu???

Semoga kita dapat berkomitmen dengan baik, dan diridhai Allah swt...Amin...
Wassalamu’alaikum wr.wb

Jadi.... dari Otak atau Hati??


Oke.. berhubung bulan-bulan ini kebanyakan dari teman-teman saya sedang terserang virus gila VMJ (Virus Merah Jambu) yang bahayanya sedang marak-maraknya menular drastis *lirik @Imyusmus @Maesah Ilyas @Pikupiww @Ayu Karlinaa, Musrida yanti dan yang lainnya (yang kalau disebutkan akan mnjadi daftar sepanjang 1 kilometer dan menghabiskan tinta lebih dari 3 pena)* 

Sebelum kalian semakin kronis dan sebelum saya ikut tertular, saya ancang-ancang kalian dengan artikel yang baru saja saya temukan dengan judul Fakta Bahwa Cinta Berasal dari Reaksi OTAK 

So.... you can still control your feelings....hohoho.... 


Inilah Repostnya..Happy reading Happy fall in love... :D  *SMIRK*

Jatuh cinta berjuta rasanya. Saat seseorang merasakan cinta yang mendalam, jantungnya berdetak kencang, 
perut seperti terikat, emosinya naik-turun, merasa luar biasa bahagia beberapa saat lalu cemas dan putus asa sesaat kemudian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perasaan seperti itu datangnya dari otak, bukan hati. 

Dalam sebuah studi ilmuwan memantau citra resonansi magnetis otak dari sepuluh wanita dan tujuh pria yang mengaku sedang jatuh cinta. Usia hubungan mereka berkisar dari satu bulan sampai kurang dari dua tahun. Para partisipan ditunjukkan foto orang yang mereka cintai, dan foto-foto orang yang mirip.

Otak para partisipan bereaksi begitu melihat foto kekasih mereka, menghasilkan respon emosional pada bagian otak yang sama yang biasanya merespon motivasi dan pujian.

"Cinta mendalam yang penuh hasrat menggunakan sistem yang sama pada otak dengan yang biasanya aktif saat seseorang kecanduan obat-obatan," kata Arthur Aron, psikolog dari State University of New York, yang mengetuai penelitian. Dengan kata lain, mereka kecanduan orang yang mereka cintai seperti halnya obat-obatan.

Para ahli mengatakan bahwa romantisme cinta merupakan perasaan paling kuat yang bisa dirasakan seseorang. Otak manusia telah terhubung sedemikian rupa sehingga bisa memilih pasangan, dan manusia menjadi termotivasi untuk mendapatkan pasangan yang diinginkannya, beberapa malah ada yang bertindak ekstrim untuk mencari perhatian dan kasih sayang.

"Kita merasa bahagia saat jatuh cinta, sekaligus merasa cemas," kata Lucy Brown, rekan Arthur, seorang ahli saraf dari Albert Einstein College of Medicine, New York.

Lucy menjelaskan bahwa bagian pujian pada otak, juga disebut pusat kesenangan, adalah bagian penting untuk bertahan hidup. "Bagian tersebut membantu kita mengenali kebahagiaan." 

Lalu apakah rasa cinta bisa pudar? 

Tidak selalu. Arthur menjelaskan hasil penelitian lain yang melibatkan hasil pemindaian MRI pada sepuluh wanita dan tujuh pria yang sudah menikah selama rata-rata 21 tahun, dan mengaku masih merasakan cinta yang mendalam terhadap pasangannya.

Ilmuwan menemukan bahwa bagian otak pada masing-masing orang yang sudah lama menjalin hubungan juga bereaksi saat melihat foto pasangan mereka. Cinta yang bertahan lama memicu aktivitas pada bagian otak yang berhubungan dengan ikatan dan menyukai pujian.

"Bagi kebanyakan orang, pola standarnya adalah rasa cinta penuh hasrat menurun secara gradual, akan tetapi rasa keterikatan malah tumbuh," kata Aron.

Ikatan tersebut memungkinkan pasangan untuk hidup bersama dalam waktu lama dan membesarkan anak. "Kebanyakan mamalia tidak membesarkan anak bersama-sama, akan tetapi manusia melakukannya."

Perlu diperhatikan, penelitian otak menunjukkan bahwa cinta berubah dari masa ke masa. "Selama cinta masih bertahan, kita terbiasa dengan sebuah hubungan, dan kita tidak takut pasangan kita akan meninggalkan kita," kata Arthur.

(Ni Ketut Susrini)


Jadi? Dari mana cinta itu..? otak apa hati?

Repost from : http://magneticinfo.blogspot.com/2012/05/fakta-ternyata-cinta-berasal-dari.html



Pintu Ajaib


pictures from : archiproducts.com

Annakku, jauh dalam dirimu terdapat sebuah pintu. Pintu yang harus kau jaga dengan baik, pintu yang menjadi  tempat masuk ke sebuah ruangan yang penting dan sakral, pintu yang jika seseorang masuk ke dalamnya akan mengantarkan ke dunia lain yang sulit di uraikan, tapi jika kau membiarkan pintu itu terbuka sembarangan maka pintu itu akan rusak dan kau yang akan terluka. Itulah pintu Ajaib-mu.

Menari di Atas Api

Menarikan tarian aurora diatas ladang hiperbola. Ah! terlalu menggelikan untuk diumbar tentangku yang sebenarnya. Harusnya saja mereka sadar, puja-puji itu bisa membakar sumsum hati. Kenapa pula tidak ada yang tahu!? Kenapa pula tidak yang menyiramkan air!?


Mungkin memang, Tuhan Yang Maha Satu masih melindungi wajahku, melindungi luka bakarku, melindungi setiap tarianku di menara api. Khaliqy, Maha pencipta yang mengenal inci-jati ciptaannya.

Dan jika suatu saat nanti, 'pembawa air' itu datang........ maka biarkanlah tarianku berhenti dan bersemi menjadi dongeng tarian aurora yang lebih indah. Menari d atas api itu: memang susah! 

0 komentar:

Girls and Myth.


Semuanya berawal dari cuaca yang mendung, juga cerita Carolline tentang persaingannya dengan Patricia untuk menarik perhatian Albert, kakak tingkat yang ia suka. Dan  Ide itu muncul dari angela. Seperti halnya ide-ide gadis yang sedang jatuh cinta yang mudah mempercayai mitos-mitos tentang seseorang yang akan menjadi pasangan hidupnya, mungkin isltilah zaman sekarang sih boyfriend. Munculnya ide itu, sedikit memberikan suasana mistis di kamar berukuran  4 x 4 meter  yang berisi empat gadis yang mungkin sedang dilema –ehem- cinta, terkecuali diriku.

It's Our Metamorphosis

Masa Putih Abu... Is the gratest memories... Isn't it....????

Kulminasi masa putih abu ku ada di tempat yang bernama "METAMORFOSA"

Wanna Know?

Ok ... here we are...!!!
















Huuffffttt, oke segini dulu foto editannya  (jadi maksudnya metamorfosis itu fotonya..!?) , haahaa... *kipas-kipas*

This pictures speciall for metamorfosa..

0 komentar:

Pilihan Pusara

Mengejar suara-suara maya,
Membelakangi logika.
Di sepertiga siang menanti deringan pesan "apa kabar?"
tapi adalah nyata tentang jiwanya yang bagiku hambar.

Lima hasta kemudian, berdiri -kisah lain- menyapaku.
Memelintir panorama yang juga lain di kupingku.
Berpalingkah?
Saling berkejaran kita di pilihan pusara.

Kau = Angin

Berseliweran datang lalu pergi, sekenanya!
Merajut sirkulasi panas-dinginnya hati.
Memberi separuh kabar, lalu berabad menghilang lagi.
Sempurna Meniupkanku dalam pengasingan diri.

I believe (Irfan Makki ft Maher Zein)

A song with it's own memory :)
I Believe Lyrics

0 komentar:

SMS ILMU : Penyembuh Malas!

 
Bismillahirrahmanirrahim..
Oke, dalam konteks ini saya tidak akan membicarakan mengenai pengertian ilmu, tujuan dan manfaat keilmuan, ataupun ilmu-ilmu eksak. Hanya saja saya akan berbagi beberapa hal penting mengenai ilmu. Hal penting yang baru di sadari ketika saya melupakan bagian-bagian kecil dalam mencapai sebuah ilmu, hal penting  yang baru saya dapatkan setelah saya mengalami krisis menimba ilmu (baca: mengalami kemalasan akut untuk pergi kuliah).Subhanallah, hebatnya krisis tersebut berakhir setelah saya mendapatkan, membaca ulang dan meresapi pesan-pesan pendek (sms) dari teman-teman saya. Berikut ini  adalah beberapa sms yang saya terima mengenai Ilmu :

Labirin!

Berliuk satu arah, Tersesat.
Memberikan cabang jalan berakar, Bingung.
Menjarah waktuku, Berkarat.
Menawarakan setiap mahligai, Pengharapan.

Yang tersesat adalah yang tak memiliki kompas emas.
Sebuah pembiasan kebenaran yang lama disembunyikan.
Labirinku mendulang bunga-bunga yang nantinya hilang
Labirinku menyembunyikan kepalsuan setiap barang

Menjulurkan setiap kawanan ilalang yang tertata ulang.
Untuk membatas tawa ibu-ayah dengan dindingnya.
Labirin membuatku tersesat, membuatku hilang!
Labirinku dalam kehidupan dan ceritanya.

0 komentar:

Hidup bersama Handpohone

Sebenarnya akhir-akhir ini saya terjangkit virus handphone addict, selain karena sibuk  di telpon dan di sms oleh orang penting saya pun hampir melakukan kegiatan dibantu dengan aplikasi handphone, mulai dari e-dictionary, kalkulator, sampai alarm. Meskipun banyak membantu, terkadang handphone ini memunculkan kebiasaan aneh yang kurang bermanfaat.

0 komentar:

The Voices

 I mistaken the buzzing sound in my bosom,
Make me chaotic for every symphony in this life.
And the voices hypothesis I suspect make me laugh.
When there was to be, when disappear,  even when just illusion of rhythm

Hurt, he made for familiar voices
stertorous, he made for hearing the voices
But this hurt, this stertorous is an enchant rhyme
From a knot my sheepishly smile inside the tinge

Torture me as if an ache..?
Ache? Ache.....Ache!  the taboo word for me.
My logic still bear up on the voices, inside my headache,
Waiting for what will happen the next,

Just because the voices..


(Fyuuuuuhhhh.... *kipas-kipas* My First non-grammatical and non-structural poetry.. -__-, Actually I write the poetry in Bahasa version, but my friend ask me to translate it... so... thus the result... ) 

0 komentar:

Negeriku bukan Putih Abu

Televisiku tak lagi berwarna, dihiasi media pahit. Hitam.

Nyaris saja aku melupakan medali-medali emas negeriku

Karena yang kulihat adalah kasus berkepenjangan yang sulam menyulam.

Negeriku seolah menjadi tontonan layar Putih Abu



Lagu bangsa tak lagi diharmonisasi,

Para pujangga tak lagi terdengar berpuisi,

Tak ada lagi pejuang pahlawan bangsa ini,

Semua, Hampir semua berjuang untuk diri!!


Aku berharap! Akulah yang buta warna...

Negeriku tidak Putih Abu, Negeriku tidak baku! Negeriku tidak kaku!

Negeriku adalah warna pelangi yang berpadu...

Pelangi-pelangi yang abadi, mengangkasa!


Coba lihat saja warna merah, keberanian para tentara menjaga harga diri bangsa,

Lihat juga warna kuning, kesejahteraan para petani yang ikhlas menuai padinya,

Coba Perhatikan warna biru, pemerintah sabar yang adil mendengarkan kedamaian,

Lalu perhatikan pula hijau, rakyat yang tenang  dan cerdik menyampaikan keluhan,


Kenapa tak soroti mereka saja??

Daripada mempertontonkan para pelacur negara..

Semua Orang Perlu tahu dan Harus Tahu!

Negeriku bukan layar tua Putih Abu, Negeriku itu Pelangiku!



0 komentar:

Jendela Bis dan Suara

Sebenarnya ini hanya sebuah catatan perjalanan di hari pertama. Perjalanan menuju tugas. Perjalanan menuju liburan. Perjalanan menuju kemewahan. Perjalanan menuju budaya. Perjalanan ke Bali. Aku benar-benar tak sabar dengan hari pertama di perjalanan itu, sejak dua minggu lalu otakku sudah memproyeksikan berbagai macam imajinasi dalam perjalananku, imajinasi yang menyenangkan tentunya. Sekalipun begitu,  pikiranku tetap ku fokuskan untuk tugas utama, Ujian Akhir Semester : Hunting Tourist! Sebenarnya itu hanya istilah singkat sebuah tugas dari beberapa mata kuliah khusus di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, dan sayangnya aku salah satu mahasiswi di jurusan ini.

Aku dalam Bahasa


Yang memiliki cara, untuk menyampaikan.

Yang memiliki diksi, sebuah pesan.

Diantara semua kerumitan kata yang berpendar.

Aku dalam bahasa berbicara, bercerita, berkelakar.

 

Tak ada yang tahu? Tak perlu ada yang tahu

Tuhanku Maha Tahu, semua bahasaku juga bahasamu

Perlukah dimengerti? Hanya jika kau ingin mengerti

Tuhanku Lebih Mengerti, Memahamiku inchi per inchi

 

Aku dalam bahasa kerumitan yang menjalar  dan berakar kering dalam hati

Hanya menyuburkan tinta di layar-layar digital, di tempat maya, menunggu sebuah arti

Aku dalam bahasa yang mencampurkan setiap benih ego, tawa, marah dan keanehan

Masih berharap bisa mencairkan orang-orang tercinta yang penuh dengan senyuman

0 komentar:

Catatan Harian Putri Es..

Aku, Aku ingin menumbuhkan musim semi,
Dengan setiap benih sakura yang ku genggam
Sayang sekali! Aku tak berani, atau mungkin belum berani?
Menebar setiap benih pada kebun yang lebam.


Hanya catatan, prasasti bisu atas metamorgana cinta, cita..
Zambrud manakah yang tak menginginkan musim seminya?
Penakut!!! Putri yang bersembunyi dalam ilusi luka..
Sebuah refleksi imajinasi kegelapan perenungannya!

Ragaku, adalah kebekuan maya..
Datang, pergi dengan sendirinya,
Banyak! terlalu banyak pembatas pikiran
Waktu, usia, kerenggangan zaman!


Sebeku dirimu, catatanmu menjadi karat-karat es.
Sebeku dirimu, catatanmu menjadi kaku.
Sebeku dirimu, catatanmu menyembunyikan kebenaran bisu.
Sebeku dirimu, tak ada pangeran di catatanmu.



0 komentar:

Al-Quran Hadits : ETIKA DALAM PERGAULAN


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ



0 komentar:

Air mata yang mengental

Semuanya telah menghitam, ditelanjangi teknologi.
Siluet-siluet lemah menghantuiku. Aku mulai melupa.
Setiap jalanan karam, tak lagi dilewati.
Semuanya sudah ringan seperti debu. Dan aku mulai melupa.

Di sepertiga malam, aku mulai terlelap dalam mimpi indah.
Meninggalkan kenyataan sulit yang bisa jadi lebih indah,
Di sepertiga siang, aku berlari mengejar perbatasan waktu
Hanya untuk kertas, lalu melupa waktu tenang untuk Tuhanku

Air mata, tak lagi selembut hatinya.
Air mata, bukan lagi karena penyesalannya,
Partikel Air mata ini mulai mengental dalam zamannya
Menelan setiah kehalusan yang menafikan logikanya

Air mata ini lebih mengalir untuk rasa sakit, bukan lagi untuk dosa.
Ai mata ini lebih mengalir untuk rasa murka, bukan lagi untuk dusta.
Dan Aku mulai melupa.
Jalan untuk pulang ke dunia nyata.

0 komentar:

Sang Holmes!

Sang Holmes!

Bisakah ia memberiku kabar?
Dari anai-anai mindaku yang hambar
Ku beri tahu padamu! Satan telah menjadi nikotin!
Menjadi tersangka monuman vodka dan gin!

Sherlock Holmes
Kembaranmu itu pemuda yang tidak ada,
Bodohkah atau bebalkah?
Jika kutatap langit untuk memindainya,

Hey holmes, Aku tak gila bukan?
Tak fanatik aku memercik gayamu
Berfikir..Menopang daku.. Menatapku?
Kau tau disini tak ada pembunuhan

Jadi jangan cacah teropong butaku,
Biar aku terpejam saja dan mendelik sayu,
Biar aku sadari saja dudukan zamanku,
Biar aku pulang sendiri denganmu,

Holmes Baru!

0 komentar:

Yang Pendek Saja..

(1) Sebuah Hari yang di tunggu

Candu,
padaku setiap mimpi yang bercerita
seperti mengakar di sumsum belulang keringku
dan kemudian kapan kau menjelma??

(2) Sebaris Mesin Berjalan

Hitam, putih, silver, indigo, ungu
Berbaris menghadapku dan saling melempar gaya, belagu!
Padahal pemilikmu rancu, dan kau juga gugu!
Sebenarnya aku ingin bisa di punggu olehmu

(3) Mimpi

Jika di pagi hari aku bermimpi sakura
Maka di malamnya mimpiku bersama daun maple yang gugur
Hanya Jose Rizal yang berkenan menemuiku
Dia bilang untuk berlari lagi..

0 komentar: