Menari di Atas Api

Menarikan tarian aurora diatas ladang hiperbola. Ah! terlalu menggelikan untuk diumbar tentangku yang sebenarnya. Harusnya saja mereka sadar, puja-puji itu bisa membakar sumsum hati. Kenapa pula tidak ada yang tahu!? Kenapa pula tidak yang menyiramkan air!?


Mungkin memang, Tuhan Yang Maha Satu masih melindungi wajahku, melindungi luka bakarku, melindungi setiap tarianku di menara api. Khaliqy, Maha pencipta yang mengenal inci-jati ciptaannya.

Dan jika suatu saat nanti, 'pembawa air' itu datang........ maka biarkanlah tarianku berhenti dan bersemi menjadi dongeng tarian aurora yang lebih indah. Menari d atas api itu: memang susah! 

0 komentar: