Kepingan 71


//Liburan//

Lagi – lagi aku ditarik kedalam atmosfer kehidupannya. Hasa mengajakku untuk menghadiri pernikahan Rasha, sahabatnya di daerah pantai selatan. “Sekalian liburan ya” ujarnya semangat.

0 komentar:

Kepingan 72


//Lagu//

Siang ini, aku, Zahra dan Gamtina sedang khidmat menelaah menu makanan di sebuah café ramen  yang baru saja buka. Tempat ini cukup sepi untuk sebuah café  yang sering di rekomendasikan bayak orang.

0 komentar:

Kepingan 73


 //Cerita Hasa 3 : Lainnya//

Mereka juga punya tempat di bilik ingatan Hasa, bahkan satu – dua dari mereka berkontribusi langsung dalam menjadikan seorang Hasa yang seperti saat ini. Dalam pikiranku, aku menyimpan nama-nama dan cerita mereka, setidaknya sebagai referensi agar aku lebih paham cerminan diriku sendiri untuk Hasa.

0 komentar:

Kepingan 74


 //Cerita Hasa 2 : Riska//

Lain Laila, lain pula dengan Riska. Ada banyak jajaran nama yang Hasa punya di dalam kubikal memorinya. Setiap nama itu memiliki ruangan cerita masing-masing di kepala Hasa, yang menjadi pembeda adalah besar atau kecilnya ruangan yang mereka punya.

0 komentar:

Kepingan 75

//Cerita Hasa 1 : Laila//
Aku memperhatikan binar matanya yang tersisa dari serpihan serpihan kenangan yang ia kumpulkan. Dia menceritakan potongan kehidupannya yang amat berkesan. Gadis itu beruntung, sebab dia punya kubikal ekslusif di noktah ingatan Hasa.

0 komentar:

Kepingan 76


//Panglima Hasa//
“Kak, sudah berapa lama  pacaran dengan Hasa?”

0 komentar:

Kepingan 77


//Ruang Bicara di Kafetaria//

Sekalipun, aku tak pernah berfikir bahwa aku akan berada dalam lingkaran kehidupan ini. Hasa benar-benar menyeretku ke wilayah dunia yang benar-benar baru untukku.

0 komentar:

Kepingan 78


//Hari Raya 2//

Aku tiba di alun alun kota sekitar pukul sembilan malam. Melalui segala macam kemacetan dan keriuhan di bus yang sudah mengurangi banyak mood cerahku di pagi Hari.

0 komentar: