Air mata yang mengental

Semuanya telah menghitam, ditelanjangi teknologi.
Siluet-siluet lemah menghantuiku. Aku mulai melupa.
Setiap jalanan karam, tak lagi dilewati.
Semuanya sudah ringan seperti debu. Dan aku mulai melupa.

Di sepertiga malam, aku mulai terlelap dalam mimpi indah.
Meninggalkan kenyataan sulit yang bisa jadi lebih indah,
Di sepertiga siang, aku berlari mengejar perbatasan waktu
Hanya untuk kertas, lalu melupa waktu tenang untuk Tuhanku

Air mata, tak lagi selembut hatinya.
Air mata, bukan lagi karena penyesalannya,
Partikel Air mata ini mulai mengental dalam zamannya
Menelan setiah kehalusan yang menafikan logikanya

Air mata ini lebih mengalir untuk rasa sakit, bukan lagi untuk dosa.
Ai mata ini lebih mengalir untuk rasa murka, bukan lagi untuk dusta.
Dan Aku mulai melupa.
Jalan untuk pulang ke dunia nyata.

0 komentar: