Bahasa Mata



Mata itu gayung hati. Dengan mata akan diketahui isi hati meski pemiliknya belum mengatakan apapun
.

Begitulah ungkapan dari Ibnu Qayim al Jauziah. Jika lisan bisa saja berbohong dan ekspresi wajah bisa saja disembunyikan, tapi mata sering kali menyiratkan kejujuran. Mata juga memiliki potensi untuk berkomunikasi, berbicara dan mengungkapkan isi hati pemiliknya. Ada ungkapan lain yang mengatakan bahwa Mata merupakan Cerminan Hati , tapi yang jadi masalah adalah bagaimana kita tahu bahasa mata itu sendiri?? 
Bahasa mata bisa dilihat dari gerak gerik mata seseorang yang menjadi lawan bicara kita, baik secara sadar ataupun tidak. Tapi melihat bahasa mata bukan berarti bisa membaca pikiran seseorang lho! Bahasa mata itu memperlihatkan apa yang sedang dilakukan lawan bicara kita ketika sedang berkomunikasi dengan kita. Bagaimana kita tahu lawan bicara kita sedang mendengarkan atau tidak? Atau sedang bicara jujur atau tidak? So…. let’s see……

Pertama, kita bisa menyadari bahasa mata seseorang dari pupil matanya. Bagian mata yang satu ini merupakan bagian mata  yang jelas tak dikendalikan atau diatur, oleh karena itu gerak pupil ini bisa secara refleks menjadi bahasa mata seseorang. Ketika seseorang tertarik pada lawan bicara atau benda yang disukai, maka secara otomatis ukuran pupil akan membesar. Itu yang jadi Istilah mata yang berbinar-binar.

Kedua, bahasa mata bisa dimengerti lewat kedipan mata. Selain kebutuhan, ternyata  kecepatan kedipan mata bisa memperlihatkan emosi dan perasaan. Misalnya jika kedipan mata seseorang lebih cepat/ rata-rata 6-10 kali dalam semenit, maka orang tersebut tertarik pada pembicaraan/lawan bicara, atau dapat juga berarti orang tersebut sedang berbohong yang membedakannya adalah arah pandangannya. Dan jika berkedip-kedip  di tengah pembicaraan berarti orang tersebut sedang mempertimbangkan sesuatu. Tapi  Jika seseorang berkedip sangat cepat dan tak karuan, maka dia sedang kelilipan atau caper (?) haha oke skip!

Ketiga, dengan kontak mata. Secara umum, dalam masyarakat barat dan kebanyakan budaya lainnya, kontak mata dengan orang diharapkan teratur, tapi ingat jangan terlalu lama! Apalagi antara ikhwan dan akhwat… Eits..! bisa jadi malah menyebarkan VMJ (Virus Merah Jambu) hehe. Jika kita terlalu sering memandang lawan bicara, akan terkesan kita mendominasi/mengintimidasi pembicaraan, dan menandakan kesadaran yang terlalu berlebihan atas pesan yang dipancarkan sehingga membuat lawan bicara tak nyaman dan merasa terlalu diperhatikan (bisa-bisa lawan bicara jadi GR). 
Dalam kasus lain, kontak mata yang berlebihan diartikan seperti seseorang yang mencoba menipu orang lain, mereka mungkin akan mengubah cara kontak mata mereka, dan memperlihatkan kesan bahwa mereka tidak menghindari kontak mata untuk mengambil kepercayaan lawan bicara.

Keempat, menghindari kontak mata. Jika sebelumnya kita memahami lawan bicaa dengan kontak mata, kali ini dengan sebaliknya. Karena ada berbagai alasan yang membuat seseorang tidak melakukan kontak mata. Bisa jadi orang tersebut malu, karena sedang berbicara tak jujur, atau bisa jadi orang tersebut sedang mencari jawaban (jika lawan bicara mengajukan pertanyaan). 
Sebuah studi  tanya jawab menerangkan bahwa orang yang memepertahankan kontak mata kemungkinan lebih kecil menemukan jawaban yang tepat (atas pertanyaan yang dianjukan lawan bicara) dibanding orang yang melihat tempat lain (menghindari kontak mata) untuk memikirkan jawaban.

Kelima, cara yang paling mudah mengerti bahasa mata adalah dengan melihat  Arah pandangan mata lawa bicara. Jika seseoang mengarahkan pandangannya secara sadar, bisa saja itu hanya karena orang tersebut melihat seseorang atau sebuah benda. Tapi yang harus diperhatikan adalah arah pandangan seseorang ketika sedang berfikir (biasanya secara tidak sadar). Misalnya :
  1. Jika arah pandangan seseorang lurus ke lawan bicara berarti orang tersebut sedang mendengarkan pembicaraan, 
  2. Jika pandangannya mengarah ke sisi kiri atas lawan bicara berarti mereka sedang mencoba mengingat sesuatu,
  3. Jika pandangannya mengarah ke sisi kiri bawah lawan bicara berarti ia sedang berdialog dengan diri sendiri,
  4. Jika pandangannya mengarah ke kiri lurus lawan bicara berarti orang tersebut sedang mengingat suara yang pernah di dengar,
  5. Jika pandangannya mengarah ke sisi kanan atas lawan bicara berarti orang tersebut sedang berfikir alias mencari ide/gagasan,
  6. Jika pandangannya mengarah ke sisi kanan bawah lawan bicara berarti lawan bicara sedang mengulang sensaasi perasaan yang pernah ia terima, 
  7. Jika pandangannya mengarah ke kanan lurus lawan bicara berarti orang tersebut sedang mencari arah suara yang diterima,
  8. Jika seseorang mengalihkan arah pandangannya, bisa jadi orang tersebut tidak suka dengan hal yang dibicarakan, berusaha menghindari pandangan,  ingin menutup pembicaraan, atau ingin menutupi perasaannya pada orang yang diajak bicara.
  9. Jika arah pandangan beralih-alih, berarti orang tersebut sedang beradaptasi dengan situasi pembicaraan yang sempat diabaikan,
  10. Dan jika tak ada kejelasan di tanda- tanda mata, kemungkinan lawan bicara sedang menunggu sapaan kita/ menunggu disapa terlebih dahulu.

Bahasa mata  bisa meyakinkan kita ketika sedang berkomunikasi, terlebih lagi akan menunjukan kesan pertama dalam komunikasi kita, sehingga kita dapat memahami teman-teman disekeliling kita meskipun tanpa kata-kata. Jadi bersyukurlah sahabat atas “mata” kita...

Arsip Artikel tahun  2009