Mozaik Sepuluh

//Sembuh (?)//



Perjanjian sekaligus hubungan Lea dan Hasa berakhir sudah. Tak ada lagi yang saling berkomitmen satu sama lainnya.


Lea masih juga belum bisa mengendalikan air matanya. Sekali terdiam, dia mulai menangis. Sekali melamun, air matanya bercucuran. Semua penghuni rumah dibuat bingung olehnya hanya karena dia selalu menangis tiba-tiba, semaunya.

Dan aku pun masih saja 'tak terlihat' di mata Lea. Hingga pagi ini..

"Kuro bodoh, ini semua gara gara kau"
Aku mendapati Lea sudah terbangun menatapku.

"Harusnya kau tak menyuruhku menerima nya sejak awal"
suara Lea sama paraunya dengan suaraku.

"Harusnya kau tak berfikir bahwa dia orang yang bisa mengajarkan ku emosi"
sudah kuduga, Lea tahu rencanaku. Tapi Lea, bahkan situasi ini pun pernah aku pikirkan. Aku pernah berusaha menghentikanmu bukan? Sayangnya kau sudah... jatuh cinta.

"harusnya.."

"maafkan aku Lea..." aku memotong kalimatnya.

"aku tak menyangkal, kalau kau sudah jatuh cinta Lea. Kau menyukai Hasa, aku tahu. Tapi kita tak pernah tahu bagaimana dengan Hasa" aku mencium kening Lea dan bersandar di lengannya yang sedang rebahan.

"haha, benar, bahkan kau pernah bilang Hasa tak menyukaiku, kan?"
Lea tertawa sarkastik. Menakutkan sekaligus menyedihkan. Aku menarik lengan Lea menuju meja belajarnya. Lea mengikuti dengan malas.

"ada sesuatu yang harus kutunjukkan" 
Aku menyalakan Laptop Lea dan membuka sebuah folder bertuliskan "JIKA". Di folder itu, terdapat berbagai surat yang pernah kita tulis bersama.

aku memilih dan membuka file bertuliskan : 'Jika kau merasa sudah patah hati'

Lihat Lea? aku bahkan sudah tahu kau akan patah hati. Tapi aku tak tahu kau akan sehancur ini.

Lea membacanya seksama. Dia mulai tersenyum kemudian tertawa. Apa Lea sudah pulih?

"haha..Kau serius kita benar benar menuliskan ini dulu?" Ada kecerahan muncul di wajah Lea.

Aku mengangguk.

"Kau bahkan menulis surat yang lainnya."

"hhhaaaah.." Lea menghela nafas (sangat) panjang.

"itu tak mengobati apapun, aku masih merasa hancur. Tapi setidaknya aku merasa lebih baik setelah membacanya"

Lea kemudian menghapus folder itu. 

"Kenapa dihapus!?" 

"Soalnya aku jadi ingat kalau dia terlalu spesial. Cih aku bahkan membuat satu folder khusus tentangnya. Bodoh sekali. Haha. Dia yang harusnya menyesal, bukan?"

Files deleted.

***

Lea : [aku tetap putri kaguya?]

Tak bisa dicegah, bahwa untuk Lea, melepaskan Hasa menjadi hal yang tidak mudah.
Jari Lea tergelitik untuk mencari tahu, lalu mengomentari sosial media Hasa yang menyindir tentangnya, menyebutnya seorang kagura. Sosok putri yang pergi ke bulan. 
Aku tahu,  saat ini Lea sedang mencoba mengobati dirinya. Dia pun sedang bertaruh.

Jika Hasa mengabaikannya, berarti urusan perasaannya pada Lea memang tak pernah ada, dan Lea harus berusaha memulihkan dirinya sendiri.

0 komentar: