Serpihan Sepuluh

//Selesai?//

Aleya sudah kembali ke kehidupannya. Sekarang dia punya rutinitas baru yang tetap biasa. Hanya saja, sejak kembali dari kota itu, Aleya sedikit lebih ramah dan ceria dibandingkan sebelumnya. Dia bisa sedikit bercanda dengan orang orang disekitarnya.

Segala hal yang berhubungan dengan asrama summer camp dan kota itu perlahan memudar seperti dugaan Aleya :

Bulan pertama, group chat masih ramai, mereka saling mengabari kerinduan. Beberapa orang berencana bertemu di tempat yang berbeda beda.

Bulan kedua, hanya beberapa orang yang bertahan untuk saling berkomunikasi. Hasa salah satunya, dan Aleya masih sering ia bawa bawa bercanda.

Bulan ketiga, nyaris tak ada perbincangan sama sekali. Semuanya kehabisan topik dan kata kata, atau bahkan mulai ditelan kesibukan masing masing.

Tapi, setidaknya kali ini Aleya punya kesan, dan kesan itu akan menjadi kenangan yang menyenangkan untuk diingat.

***

Sore itu Aleya melepas penatnya usai bekerja. Ia merebahkan dirinya di sofa kamarnya. Saking lelahnya, tasnya yang terjatuh berserakan ia abaikan begitu saja.

"ting"

Ponselnya berdering satu kali dan tetap Aleya abaikan.

"Leaaa aku lapar, duh tas mu berantakan!" 
Kuro baru muncul dan langsung mengomeli.

Mendengar Kuro protes, Aleya baru tergerak mengikuti perintahnya. Dia menyiapkan whiskas di mangkok favorite Kuro, lalu membereskan tasnya.

Kuro begitu lahap menikmati kudapannya hingga tak memperhatikan Aleya yang sedang tertegun diam menatap sebuah pena. Benda itu ikut jatuh berserakan dengan isi tas Aleya yang lainnya.

"Haaah" desah Aleya panjang. Aleya tahu, beberapa orang memang bisa meninggalkan kesan yang cukup jelas diingatan setiap orang. Tapi dia bukan orangnya. Ia langsung bergegas merapikan tasnya.

Wajah Aleya berubah ketika ia melihat ponsel yang tergeletak di samping tasnya. Aleya mengangkat sebelah alisnya lalu mengernyit bingung.

Hasa : [Hei Aley. lg sibuk apa sekarang?]

Butuh waktu yang lama bagi Aleya untuk mencerna situasinya saat ini. Beruntung, kuro tidak sedang menginterupsi. Jadi Aleya bisa menghadapinya dengan tenang seperti biasa saja.

Aleya : [Biasa, bekerja. ada apa?]

Balasannya datang agak lama.

Hasa : [ada perlu aja. boleh telpon?]

Aleya pun terdiam lebih lama lagi.

"Kurooo, sini!!!" 

Kali ini Aleya yang menginterupsi Kuro saat dia sedang menikmati surga makanannya.

0 komentar: