Serpihan Tujuh

//Senggang//


Hari ini, hanya segelintir orang yang tersisa di Asrama, Yura sudah berangkat wisata, dan sebagian lainnya ada yang justru tidak menyelesaikan summer camp nya dan kembali ke kampung halaman. Aleya sendiri sudah selesai packing untuk kepulangannya. Tapi dia masih belum ingin pulang, jadi dia sengaja berlama-lama di kota ini. Lagipula, kegiatan summer campnya belum benar-benar selesai. 

Karena kegiatan summer camp minggu ini lebih lenggang dari biasanya, Aleya menikmati waktu luang itu hanya dengan menonton TV, lebih tepatnya menemani penjaga asrama menonton telenovela.

"Ting!"

Suara ponsel Aleya berbunyi dari sakunya. Sebuah notifikasi chat di line muncul di layar ponselnya.

[Gimana soal belajar bareng?]

Profil wajah Hasa terpampang di chatroomnya.  Aleya tak heran jika Hasa tahu akun sosial medianya, sebab sebelumnya, semua peserta sudah saling berbagi akun sosial media. Bedanya, ada orang yang memanfaatkannya seperti Hasa, ada juga yang amat tak peduli seperti Aleya.

Alyea : [Hm, terserah]

Aleya benar benar bingung ketika menerima pesan itu. Dia pikir Hasa cuman main main. Baginya, akan canggung sekali kalau harus belajar diluar asrama, terlebih lagi jika hanya berdua. Aleya ingin mengajak Yura, tapi dia tidak ada karena ikut wisata. Aleya berharap Hasa membatalkannya.

Hasa : [ok. tar sore aku hubungi lagi ya]

Aleya panik dalam diamnya. Bagaimana kalau sore dia benar-benar ingin belajar bersama? Ah sial.. Tanpa pikir panjang, Aleya mengetuk pintu kamar disebelahnya. Kamar Emi. Dia tidak begitu akrab dengan Emi. Tak heran, ini pertama kali bagi Aleya untuk menyapa Emi lebih dulu.

"mm..mbak emi?"

"loh? Aleya? ada apa?"

Aleya tak tahu kenapa ia malah menjadi gugup, sebelumnya dia hanya bertegur sapa seadanya dengan Emi.

"hmm.. jadi gini, sore tuh.. ada peserta camp yang ngajak belajar bareng.. em.. mba emi.. ikut yuk.."

Emi lamat menatap tingkah Aleya lalu tersenyum cerah.

"wah asyik banget diajak belajar bareng Aleya, emang siapa aja yang mau ikut?"

Aleya mati kutu. Wajahnya memerah dan membeku.

"emm..belum pasti sih.. Tapi kalaupun gak jadi..umm.. kita main aja yuk mba.. kudengar ada tempat makan baru yang enak. A.. aku agak bosan di  asrama"

Emi spontan merangkul tangan Aleya, membuat Aleya agak kaget.

"Mau banget!!! Aku juga bosan nih!!" 

Tapi tiba tiba Emi terdiam menatap Aleya

"tapi kamu belum jawab, siapa aja yang ajak belajar bareng"

"em.. itu sih.."

"Hasa ya? hahaha."

Gelak tawa Emi terdengar jelas. Aleya sempurna membatu.

"Kamu imut banget sih Leya. haha. aku tahu kok waktu Hasa ajak kamu belajar bareng kemarin. Aku kan ada disana juga... kamu sih.. terlalu fokus pada Hasa"

"eh.. bukan gitu mbak.. aku tahu kok, mbak emi ada... tapi.. aku ga nyangka aja.. mba emi juga memperhatikan.. duh aku ngomong apa sih" gumam Aleya gugup. Dia memang kurang ahli mengakrabkan diri. 

"haha easy Leya.. yaudah, sore kan ya..? yaudah sekarang kamu bantu aku dulu ya hehehe"
Emi mengajak Aleya ke kamarnya untuk pakcing oleh-oleh yang sudah di belinya.

Aleya tak pernah menduga kalau Emi memperhatikan. Ia juga tak menyangka kalau Emi lebih ramah dari perkiraannya.


•••

Sore harinya, tak ada kabar dari Hasa. Aleya sendiri tak yakin apa dia merasa lega atau kecewa. Tapi ia senang, karena itu justru membuatnya mulai akrab dengan Emi. Mereka tetap hangout layaknya gadis gadis umumnya.

Sedangkan esoknya, Hasa sudah memasang tampang polosnya ketika melihat wajah Aleya.

"hehe. maaf ya. kemaren ketiduran"

"oke"

Bagi Aleya tak ada masalah. Toh Aleya sudah menduga kalau Hasa memang tak bermaksud belajar bersama. Lagipula ada sisi baiknya juga : dia  jadi bisa lebih akrab dengan Emi di saat saat terakhirnya.

0 komentar: